Minggu, 25 September 2011

Macam-Macam Kamera




 
 http://www.nikoncoolpixs8000.info/62-million-strong-members-blog-best-deal-nikon-coolpix-s6100-16-mp-digital-camera-red-8gb-accessory-kit/

1. Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm.

 
http://www.cameraquest.com/nrfblsp2005.htm
2. Rangefinder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.

3. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem.

4. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.

5. Viewfinder. Biasanya menggunakan format medium.
Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual.
Kamera digital. Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film.
1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
3. DSLR. Digital SLR.  

referensi : http://www.pasarkreasi.com/news/detail/photography/2325/

Selasa, 20 September 2011

Definisi Kamera Twin Lens Reflex (TLR)





Kamera Twin Lens Reflex atau yang biasa disingkat TLR merupakan kamera yang memiliki dua lensa dengan panjang fokal sama. Kamera ini biasanya digunakan sejajar dengan perut pengguna karena viewfindernya terletak di bagian atas dengan cermin 45 derajat. Kamera ini tampak sangat jadul (memang iya...), tetapi dipopulerkan kembali oleh serial kamen rider Decade sebagai salah satu bagian dari fashion Tsukasa Kadoya.

Keuntungan dari kamera ini yaitu :
* Keuntungan utama TLR yaitu kesederhanaan mekanik dibandingkan dengan lensa tunggal. SLR harus menggunakan beberapa metode untuk menghalangi cahaya dari film mencapai selama fokus, baik dengan pesawat rana fokus (paling umum) atau dengan cermin refleks itu sendiri. Kedua metode noise signifikan terhadap operasi kamera, serta curah signifikan dan berat. Kebanyakan TLRs menggunakan daun rana di lensa. Hanya suara mekanik selama eksposur adalah dari daun rana membuka dan menutup. Kebanyakan TLRs juga secara signifikan lebih ringan dalam berat daripada SLR medium format.

* berbeda dari lensa kamera tunggal refleks (SLR) dalam beberapa hal. Pertama, tidak seperti hampir semua SLR, TLRs memberikan citra kontinu pada layar finder. Tampilan tidak keluar tidak hitam saat terpapar.

* Karena cermin tidak perlu keluar, gambar dapat diambil lebih dekat ketika waktu shutter ditekan oleh fotografer. Dengan kamera ini, shutter lag (keterlambatan menutup rana) dapat diperkecil sehingga menguntungkan dalam peotretan aksi-aksi cepat.

* bagus untuk "foto candid" karena keberadaan kamera terletak di dada dengan digantungkan dengan tali leher.

* Model dengan daun jendela daun dalam lensa daripada jendela focal-plane dapat menyinkronkan dengan flash dengan kecepatan lebih tinggi dari SLR bisa. Kombinasi fitur-fitur ini sangat menguntungkan saat mengambil gambar aksi berpose (seperti, misalnya, seorang seniman bela diri mengeksekusi tendangan atau melompat) dalam kombinasi dengan flash intensitas tinggi elektronik untuk membekukan tindakan.

* Karena ketersediaan kamera medium format dan kemudahan komposisi gambar, TLR juga disukai oleh banyak potret studio untuk pose statis.

* Keuntungan lain dari desain TLR dapat dilihat saat paparan panjang diperlukan. Selama pemaparan, cermin suatu SLR yang harus ditarik kembali, pingsan foto dalam jendela bidik. Sebuah cermin TLR adalah tetap dan lensa tetap terbuka mengambil seluruh eksposur, membiarkan fotografer memeriksa gambar saat pemaparan sedang berlangsung. Hal ini dapat memudahkan penciptaan efek pencahayaan khusus atau transparansi.

Hasil dari kamera TLR



Referensi : wikipedia , the click shop from http://tustelkamera.blogspot.com/2010/04/kamera-twin-lens-reflex-tlr.html , http://www.photoclubalpha.com/minolta-history-seven-decades/

Sejarah Singkat Fotografi


Dimulai pada abad ke-5 SM, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala alam. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang berlubang.

Fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19. Tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Bahkan di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma untuk kepentingan umat manusia. Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji. Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis.

Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia. Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari. Dalam perkembangannya kemudian dikenal Seni Fotografi yang menekankan estetika dalam pengambilan gambar.

referensi: The History of Photography karya Alma Davenport, University of New Mexico Press, 1991 from
http://www.ivankavalera.com/2009/11/sejarah-singkat-fotografi.html

Minggu, 18 September 2011

Sejarah Musik Underground di Bandung

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masa indah banget sekali pisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan juga lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis. Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya!

sumber : http://sabaraya.blogspot.com